41 views 5 mins 0 comments

Mahasiswa KKN Undip Dorong Minat Baca Anak dengan Literacy Card di Pojok Baca Desa Sumyang

In Uncategorized
Februari 10, 2025

Foto : Dokumentasi Pribadi

Penulis : Gharitza Rachel A. Nuhmar (Ilmu Pemerintahan, Universitas Diponegoro)
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media

Klaten, 29 Januari 2025 — Minat baca anak-anak di Indonesia masih menjadi tantangan besar, terutama di daerah yang akses terhadap bahan bacaan masih terbatas. Kurangnya kebiasaan membaca sejak dini dapat berdampak pada rendahnya keterampilan literasi di kemudian hari, yang pada akhirnya berpengaruh pada perkembangan intelektual dan sosial anak-anak. Menyadari hal ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) menginisiasi program Literacy Card di pojok baca Desa Sumyang sebagai strategi untuk menumbuhkan budaya membaca dengan cara yang menyenangkan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi membaca anak-anak dengan pendekatan psikologis berbasis reinforcement positif. Setiap anak yang datang ke pojok baca diberikan Literacy Card, yaitu kartu pribadi yang mencatat jumlah kunjungan mereka. Setiap kali mereka membaca buku di pojok baca, mereka akan mendapatkan stempel sebagai bentuk apresiasi atas usaha mereka. Dengan adanya sistem ini, anak-anak memiliki dorongan tambahan untuk datang kembali dan semakin terbiasa dengan aktivitas membaca.

Membaca memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak-anak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terbiasa membaca sejak dini memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih tajam, daya imajinasi yang lebih luas, serta kosakata yang lebih kaya dibandingkan mereka yang jarang membaca. Selain itu, membaca juga membangun keterampilan komunikasi yang lebih baik, meningkatkan daya konsentrasi, serta menumbuhkan empati terhadap berbagai karakter dan cerita yang mereka baca.

Namun, membangun kebiasaan membaca bukanlah hal yang mudah, terutama ketika anak-anak lebih tertarik pada hiburan digital dibandingkan buku fisik. Banyak anak yang menganggap membaca sebagai aktivitas yang membosankan karena kurangnya stimulus yang menarik atau lingkungan yang tidak mendukung. Oleh karena itu, perlu adanya strategi khusus agar membaca terasa lebih menyenangkan dan bermakna bagi mereka.

Pendekatan reinforcement positif dalam program Literacy Card bertujuan untuk memberikan stimulus yang mendorong kebiasaan membaca secara alami. Setiap anak yang datang ke pojok baca dan membaca buku akan mendapatkan stempel di kartu mereka. Sistem ini memberikan rasa pencapaian bagi anak-anak, sehingga mereka lebih termotivasi untuk datang kembali.

Konsep ini didasarkan pada teori psikologi belajar yang menyatakan bahwa perilaku positif yang diberikan penguatan cenderung akan diulang. Dengan adanya Literacy Card, anak-anak merasakan pengalaman membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan karena mendapat apresiasi atas usaha mereka.

Sejak diterapkan, program ini mendapatkan respons yang sangat baik dari anak-anak maupun orang tua. Banyak anak yang menunjukkan antusiasme tinggi dan bahkan berusaha datang secara rutin agar bisa mengumpulkan lebih banyak stempel. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan kecil dalam bentuk apresiasi mampu membangun kebiasaan membaca yang berkelanjutan.

Selain berdampak langsung pada anak-anak, program ini juga memberikan efek positif bagi masyarakat Desa Sumyang secara keseluruhan. Dengan meningkatnya kebiasaan membaca di kalangan anak-anak, diharapkan budaya literasi juga semakin berkembang di dalam keluarga. Orang tua yang melihat anak-anaknya bersemangat membaca mungkin akan lebih terdorong untuk menyediakan lebih banyak bahan bacaan di rumah atau bahkan ikut serta dalam aktivitas literasi.

Pojok baca juga mulai menjadi pusat interaksi sosial bagi anak-anak di desa. Mereka tidak hanya datang untuk membaca, tetapi juga berbagi cerita tentang buku yang mereka baca, berdiskusi dengan teman sebaya, atau bahkan meminta rekomendasi buku dari teman-teman mereka. Hal ini menciptakan ekosistem membaca yang lebih dinamis dan berkelanjutan.

Untuk meningkatkan efektivitas program, mahasiswa KKN Undip berencana menambahkan elemen baru dalam sistem Literacy Card. Salah satu ide yang tengah dikaji adalah pemberian hadiah kecil atau penghargaan khusus bagi anak-anak yang berhasil mengumpulkan sejumlah stempel tertentu. Hadiah tersebut bukan sekadar bentuk penghargaan, tetapi lebih kepada reinforcer yang memperkuat kebiasaan membaca mereka, seperti alat tulis, buku bacaan tambahan, atau sertifikat pencapaian sebagai bentuk pengakuan atas usaha mereka.

Selain itu, mahasiswa KKN juga akan berupaya memperkaya koleksi buku di pojok baca agar anak-anak memiliki lebih banyak pilihan bacaan yang sesuai dengan minat mereka. Dengan semakin beragamnya pilihan buku, anak-anak diharapkan bisa menemukan buku yang benar-benar menarik perhatian mereka, sehingga mereka semakin tertarik untuk membaca secara mandiri.

Sebagai bagian dari upaya menanamkan budaya literasi, program Literacy Card diharapkan dapat menjadi langkah awal yang berdampak panjang bagi anak-anak di Desa Sumyang. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan apresiatif, membaca tidak lagi terasa sebagai kewajiban, tetapi sebagai kebiasaan yang tumbuh secara alami dan berkelanjutan.