
Foto : bloombergtechnoz.com
Penulis : Redaksi Eppyco Media
Editor : Redaksi Epyyco Media
Seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, Bioavtur atau dikenal juga sebagai Green Avtur muncul sebagai solusi potensial untuk mengurangi jejak karbon di sektor penerbangan. PT Pertamina (Persero), sebagai perusahaan energi nasional, memainkan peran penting dalam transisi menuju energi hijau dengan menghadirkan inovasi produk energi ramah lingkungan seperti Bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF). Bioavtur menjadi alternatif bahan bakar pesawat yang diharapkan mampu berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Bahan bakar ini memanfaatkan sumber daya biomassa terbarukan, sehingga mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dilansir dari laman resmi Pertamina, Bioavtur adalah bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran minyak sawit sebagai salah satu komponen dalam formulanya. Bioavtur ini terdiri dari campuran avtur konvensional dengan minyak kelapa sawit sebanyak 2,4 persen. Proses produksinya melibatkan konversi bahan baku menjadi molekul yang serupa dengan avtur konvensional sehingga dapat digunakan pada mesin pesawat tanpa memerlukan modifikasi besar. Minyak kelapa sawit yang digunakan telah melalui tahap pemurnian seperti refined, bleached, and deodorized (RBD), yang juga berpotensi mendorong perkembangan industri dalam negeri.
Baca Juga : Pertamina Ungkap Potensi Energi Gas Baru di Sulawesi Tengah
Keunggulan utama Bioavtur terletak pada kemampuannya mengurangi emisi karbon hingga 80 persen dibandingkan dengan avtur konvensional. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam mengurangi dampak lingkungan dari industri penerbangan, yang merupakan salah satu sektor penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Saat ini, produksi Bioavtur dilakukan di kilang PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Green Refinery Cilacap. Program ini mendukung target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2024.
Uji coba produksi Bioavtur pertama kali dilakukan pada Desember 2020, menggunakan proses co-processing dengan campuran minyak kelapa sawit sebanyak 3 persen. Pada Oktober 2023, Garuda Indonesia sukses mengoperasikan penerbangan komersial pertama menggunakan Green Avtur, dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Adi Soemarmo Solo. Sebelumnya, pengembangan Bioavtur di Indonesia telah dimulai sejak 2010 melalui riset dan inovasi teknologi oleh Pertamina, termasuk uji coba pada pesawat militer CN-235 dan pesawat komersial Boeing 737-800 NG.
Baca Juga : 27 Ruas Jalan Baru di NTT Diresmikan Jokowi, Anggaran Capai Rp 737 Miliar
Pada ajang Bali International Airshow 2024, Citilink menjadi maskapai nasional pertama yang menggunakan SAF dari Pertamina, dengan total uplifting 30 kiloliter selama acara berlangsung. Keberhasilan ini menunjukkan potensi Bioavtur sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk industri penerbangan di masa depan. Selain itu, Pertamina menjalin kerja sama dengan Airbus dalam pengembangan ekosistem bahan bakar penerbangan berkelanjutan, mencakup aspek infrastruktur, sertifikasi, hingga logistik.
Bioavtur telah memenuhi berbagai standar internasional, termasuk sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk program CORSIA dan RED-EU. Selain itu, bahan bakar ini juga sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan American Society of Testing and Materials (ASTM), serta telah terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).
Baca Juga : OJK Tegas: Ini Daftar 15 BPR yang Ditutup hingga September 2024
Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen SAF, dengan ketersediaan bahan baku seperti minyak goreng bekas, residu pertanian, dan limbah kota. Pertamina terus mengembangkan kilang untuk mendukung optimalisasi produksi SAF sebagai bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Komitmen ini juga sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh lini bisnis Pertamina. Dengan berbagai pencapaian ini, diharapkan Bioavtur dapat semakin diminati, baik di tingkat nasional maupun global, dalam mendukung penerbangan yang lebih berkelanjutan.