38 views 5 mins 0 comments

PEMBERIAN INOVASI MAKANAN PENDAMPING ASI UNTUK MENCEGAH STUNTING DI DESA PUCUNG BERSAMA KKN TIM 1 UNDIP

In Kesehatan, Pendidikan
Februari 11, 2025


Foto : Dokumentasi Pribadi

Penulis : Khaerunnisa Tryastuti (Gizi, Universitas Diponegoro)
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media

Wonogiri (15 Januari 2025) – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) menjalankan program inovasi makanan pendamping ASI (MP-ASI) tinggi protein di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Dalam program ini, Khaerunnisa Tryastuti, mahasiswi Program Studi Gizi Undip, menjalankan program penyuluhan yang bertujuan untuk mengantisipasi peningkatan angka stunting dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, seperti singkong dan kentang, yang mudah ditemukan di desa tersebut.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang dialami anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Berdasarkan data posyandu setempat, angka stunting di Desa Pucung tergolong rendah, namun pencegahan tetap diperlukan agar kasus tidak meningkat. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah masih banyaknya bayi yang diberikan bubur instan sebagai makanan pendamping ASI.

Kebanyakan orang tua disini lebih sering memberikan bubur instan, karena mereka belum memahami dengan baik terkait MPASI” ujar Bidan Desa Pucung. 

Masih banyak orang tua yang memberikan cemilan kemasan seperti ciki, wafer, dan lainnya karena mudah untuk dibeli. Para orang tua belum tau dampak kedepannya sehingga tidak mencegahnya sejak dini.” Ujar salah satu kader. 

MP-ASI yang baik harus mengandung gizi seimbang sesuai kebutuhan anak. Namun, kurangnya edukasi mengenai makanan sehat membuat sebagian orang tua lebih memilih makanan instan yang kurang memenuhi standar gizi anak. Oleh karena itu, Tim KKN Undip memberikan inovasi MP-ASI berbasis pangan lokal dengan kandungan protein tinggi sebagai solusi bagi masyarakat.

Pelaksanaan Program KKN

Program KKN yang dilaksanakan pada 15 Januari 2025 ini berfokus pada edukasi gizi seimbang dan pembuatan MP-ASI sehat berbahan dasar singkong dan kentang. Dalam pelaksanaannya, Tim 1 KKN bekerja sama dengan posyandu setempat untuk memberikan pendampingan kepada para orang tua dalam penyusunan pola makan sehat bagi anak.

Para peserta diajarkan pentingnya menerapkan empat pilar gizi seimbang, yaitu:

1. Konsumsi makanan beraneka ragam, saat ini dikenal dengan Isi Piringku. Dalam panduan ini, setengah piring diisi dengan sayur dan buah-buahan, sepertiga piring diisi dengan sumber protein seperti ikan, ayam, telur, atau kacang-kacangan, dan sisanya diisi dengan sumber karbohidrat seperti nasi, roti, umbi-umbian, dan lainnya.

2. Pola hidup aktif dan berolahraga, yang tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga pada kesehatan jangka panjang. Aktivitas fisik dapat membantu memperkuat jantung, meningkatkan suasana hati, mempertajam daya ingat, dan meningkatkan kualitas tidur.

3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, yang perlu diperhatikan untuk mencegah penyakit infeksi, meningkatkan keamanan pangan, serta menciptakan lingkungan yang sehat. Dalam upaya mencegah stunting, sanitasi lingkungan yang baik juga harus diperhatikan.

4. Mengatur berat badan ideal sesuai usia anak, yang bermanfaat untuk mendeteksi masalah kesehatan, memantau pertumbuhan anak, serta mengetahui status gizinya. Berat badan anak perlu ditimbang setiap bulan, dan tinggi badan diukur setiap tiga bulan secara teratur.

Selain edukasi, Tim KKN juga memperkenalkan inovasi MP-ASI sehat untuk bayi usia 6-8 bulan, yaitu schotel kentang dan singkong. Menu ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana, seperti:

Kentang dan singkong sebagai sumber karbohidrat, yang memiliki kandungan serat untuk membantu pencernaan dan mencegah sembelit.

Ayam dan telur sebagai sumber protein. Pemberian protein pada anak sangat penting karena dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan otot, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mendukung fungsi otak anak.

Wortel sebagai sumber serat dan vitamin A. Warna oranye pada wortel menunjukkan kandungan beta-karoten yang kemudian diubah menjadi vitamin A, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan mata.

Foto : Pemberian Produk MPASI Kepada Bayi dan Balita

Manfaat Program

Pemberian MP-ASI berbahan lokal ini tidak hanya meningkatkan asupan gizi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat pada produk makanan bayi instan. Dengan edukasi yang diberikan, diharapkan orang tua lebih memahami pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan anak serta mampu mengolah bahan pangan yang tersedia menjadi makanan bernutrisi tinggi.

Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran orang tua terhadap pentingnya MP-ASI yang sehat. “Kami ingin membantu masyarakat memahami bahwa MP-ASI yang sehat tidak harus mahal atau berbahan impor. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kita bisa menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak kita,” ujar salah satu anggota Tim KKN.

Melalui program inovasi MP-ASI ini, Tim 1 KKN Undip berharap dapat berkontribusi dalam menekan angka stunting di Desa Pucung. Dengan edukasi yang diberikan, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya gizi seimbang dalam pertumbuhan anak dan mampu menerapkan pola makan yang lebih sehat dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari.